Skip to main content

TIPS MENGATASI KEJENUHAN


Lima Langkah Mengatasi Kejenuhan

Oleh
Prof Dr Roy Sembel/
Sandra Sembel


Tiap orang pasti pernah mengalami kejenuhan pada suatu waktu dalam hidup ini. Kejenuhan bisa saja terjadi sesaat. Namun, jika tidak segera ditangani, kejenuhan bisa menjadi meresahkan, tidak saja untuk Anda (mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja), tetapi juga untuk orang-orang di sekitar Anda (rekan kerja, keluarga dan teman).
Ini karena Anda cenderung menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Apa saja gejala kejenuhan? Apa sumber pemicunya? Bagaimana mengatasi kejenuhan tersebut? Simak uraian berikut.

Gejala Kejenuhan
Coba perhatikan daftar pertanyaan berikut.
• Apakah pikiran Anda tiba-tiba menjadi tumpul?
• Apakah Anda menjadi lebih sering marah dan mudah tersinggung di tempat kerja?
• Apakah Anda merasa arus pekerjaan yang harus diselesaikan tidak kunjung habis?
• Apakah akhir-akhir ini Anda merasa lesu untuk menyelesaikan pekerjaan?
• Apakah Anda tidak lagi merasa puas dengan apa yang Anda capai dalam pekerjaan?
• Apakah Anda tidak lagi bersemangat untuk memulai hari baru di tempat kerja?
• Apakah Anda sering menderita sakit kepala ketika harus menyelesaikan pekerjaan?
• Apakah kebiasaan tidur dan makan Anda berubah?

Apakah sebagian besar jawaban Anda “YA” untuk pertanyaan tersebut. Jika demikian, Anda sedang mengalami rasa jenuh.

Pemicu Kejenuhan
Sebelum Anda mencoba mencari strategi untuk mengatasi kejenuhan, Anda perlu mengidentifikasi terlebih dahulu sumber kejenuhan tersebut agar bisa memilih strategi yang tepat untuk mengatasinya. Sebuah artikel mengenai kejenuhan di tempat kerja yang diterbitkan di situs mayclinic.com menyebutkan beberapa sumber kejenuhan. Mungkin salah satunya ada yang tepat untuk kasus Anda atau orang di sekitar Anda.

Kurang kendali. Mungkin Anda tidak mendapat kesempatan untuk mengendalikan keputusan-keputusan penting dalam pekerjaan, misalnya: pemilihan waktu kerja, jumlah jam kerja, pembagian kerja yang dirasakan kurang adil. Karena merasa di posisi yang lemah, Anda mungkin menjadi terbeban tiap kali harus pergi ke tempat kerja atau menyelesaikan pekerjaan. Rasa terbeban yang berkepanjangan membuat Anda menjadi jenuh dan tidak bersemangat untuk datang ke tempat kerja.

Ekspektasi kerja yang kurang jelas. Sumber lain yang mungkin bisa menjadi pemicu kejenuhan adalah ekspektasi kerja yang kurang jelas. Anda tidak mendapat kejelasan tentang apa yang harus Anda kerjakan atau hasil apa yang diharapkan dari apa yang harus dikerjakan.
Kondisi ini membuat Anda menjadi serbasalah dan tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaan. Anda cenderung mengerjakan terlalu banyak pekerjaan atau terlalu sedikit pekerjaan yang tidak sesuai dengan potensi Anda yang sesungguhnya.

Ketidakcocokan nilai pribadi dan nilai di tempat kerja. Sering kali kejenuhan juga terjadi karena adanya ketidakcocokan antara nilai-nilai pribadi Anda dengan nilai-nilai di tempat kerja. Jika Anda menjunjung tinggi kejujuran, kecepatan kerja, dan kualitas kerja, sementara rekan-rekan kerja di sekitar Anda telah terbiasa dengan imbalan ”on-formal” dari klien, dan bekerja hanya memenuhi standar minimum yang diminta atau bahkan tidak peduli jika kualitas pekerjaan berada di bawah standar. Hal ini tentu saja membuat Anda gerah dan lama-kelamaan menjadi tidak bersemangat dan jenuh.

Kurang mendapat apresiasi. Sumber lain yang mungkin saja memicu kejenuhan adalah kurangnya apresiasi terhadap pekerjaan. Anda merasa sudah bekerja keras dan bekerja dengan baik, tetapi tidak ada apresiasi sedikit pun yang Anda dapatkan dari atasan atau dari rekan kerja. Hal ini membuat Anda menjadi serbasalah dan tidak bersemangat, karena Anda tidak tahu apakah hasil kerja Anda sudah sesuai dengan apa yang diinginkan.

Kegiatan yang ekstrem. Yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang terlalu monoton (tanpa variasi) sehingga ibaratnya dengan menutup mata saja Anda bisa melakukannya. Di sisi lain, kegiatan ekstrem bisa juga berarti kegiatan yang terlalu bervariasi, sehingga Anda merasa kelelahan untuk tiap kali harus memulai yang baru dalam waktu yang relatif singkat.

Sulit berkata tidak. Mungkin saja sumber kejenuhan bukan pada pekerjaan, tetapi pada Anda sendiri, yang mengiyakan tiap permintaan, sehingga pekerjaan yang harus diselesaikan menjadi terlalu menumpuk, dengan tenggat untuk menyelesaikan pekerjaan yang terlalu dekat, sehingga waktu istirahat Anda terlalu sedikit atau bahkan tidak ada waktu istirahat sejenak untuk mengembalikan energi dan semangat Anda.

Mengatasi Kejenuhan
Setelah Anda mengetahui sumber kejenuhan yang sedang Anda alami, langkah selanjutnya adalah memilih strategi yang tepat untuk mengatasinya.

Bicarakan. Jika Anda mengalami kejenuhan, karena dinamika kerja, jenis pekerjaan, ekspektasi kerja, atau nilai-nilai di tempat kerja yang tidak cocok dengan yang Anda rasakan, maka akan lebih baik jika Anda membicarakannya dengan atasan, rekan kerja atau mereka yang bekerja dalam tim Anda pada waktu yang tepat.
Anda bisa mencoba berinisiatif untuk mengonfirmasi jenis pekerjaan yang harus menjadi fokus utama Anda, jumlah pekerjaan, prioritas kerja yang harus diselesaikan, serta tenggat yang harus ditepati.
Lakukan perubahan. Jika sumber kejenuhan adalah pekerjaan yang terlalu ekstrem (ekstrem monoton, ataupun ekstrem dalam variasi yang terlalu banyak), Anda bisa mencoba melakukan perubahan. Untuk pekerjaan yang monoton, Anda bisa mencoba cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama atau bahkan hasil yang lebih baik. Sedangkan untuk pekerjaan yang terlalu banyak variasi, Anda bisa mengelompokkan beberapa kegiatan menjadi satu kelompok sehingga bisa dilakukan bersamaan.
Anda bisa juga mencoba menciptakan sebuah sistem kerja untuk mengakomodasi berbagai jenis kegiatan yang harus diselesaikan. Jika segala sesuatu sudah dilakukan tetapi kejenuhan tidak kunjung hilang, mungkin yang Anda perlukan adalah mencoba pekerjaan lain, di tempat lain, dengan suasana yang berbeda.

Seleksi Kegiatan. Mungkin masalahnya bukan pada pekerjaan, tetapi pada Anda yang sulit mengatakan TIDAK pada tiap permintaan. Hal ini bisa membuat Anda menjadi seperti tertimbun dalam gunung kegiatan: kegiatan kantor, kegiatan sosial di lingkungan rumah, kegiatan kerohanian, kegiatan organisasi profesi atau politik.
Pekerjaan yang terlalu banyak ini menyebabkan sulit konsentrasi, perencanaan yang tidak matang, kelelahan dan hasil kerja yang kurang memuaskan. Untuk itu Anda harus bisa tegas terhadap diri sendiri untuk mengatakan TIDAK, jika memang Anda sudah terikat dengan beberapa kegiatan yang harus diselesaikan.
Anda harus bisa membuat prioritas dan memilih kegiatan yang benar-benar harus diselesaikan. Sisanya bisa Anda delegasikan, Anda rekomendasikan pada orang lain, atau Anda kerjakan lain kali ketika Anda sudah mempunyai lebih banyak waktu.

Perencanaan. Strategi lain adalah menghindari atau mengatasi kejenuhan dengan perencanaan yang matang. Dalam tiap rencana kerja, masukan juga jeda waktu untuk istirahat, dan evaluasi. Dengan demikian, Anda tidak dikejar-kejar dengan deadline yang terlalu ketat. Jika sebuah pekerjaan dapat Anda selesaikan dalam waktu tiga hari, mungkin dalam perencanaan Anda bisa mengalokasikan dua hari ekstra menjadi lima hari. Karena bisa saja terjadi hal-hal yang di luar dugaan, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan.
Jika hal ini terjadi, Anda tidak harus stres, karena Anda memang sudah mengalokasikan waktu untuk hal-hal yang tak terduga. Lagi pula, jika Anda janji akan menyelesaikan dalam lima hari dan ternyata dalam tiga atau empat hari sudah selesai lebih awal, tentunya ini merupakan prestasi di mata orang lain (klien, rekan kerja ataupun atasan).

Berhenti sejenak. Satu strategi lain adalah berhenti sejenak dan mencoba melihat semua yang Anda lakukan secara komprehensif dari sudut pandang yang berbeda. Sering kali hal ini memberikan banyak manfaat. Anda bisa melihat dengan lebih objektif. Anda bisa menemukan solusi yang lebih kreatif. Anda juga bisa mendapat waktu sejenak untuk mengembalikan energi, semangat dan ketajaman pikiran Anda.
Ada banyak strategi lain yang bisa Anda terapkan, namun paling tidak Anda bisa memulai dengan mencoba beberapa strategi yang baru saja dibahas. Selamat mencoba.


Andrew Ho


Mengatasi Kejenuhan & Menikmati Pekerjaan

“Work is either fun or drudgery. It depends on your attitude. I like fun. – Bekerja tidak menyenangkan, tidak juga terlampau berat. Semua itu tergantung pada sikap Anda. Saya suka bekerja menyenangkan.”
Colleen C. Barrett

Setiap hari kita menghabiskan banyak waktu untuk bekerja, entah di kantor, pasar, sawah, lapangan atau di manapun kita berada. Seorang karyawan misalnya, rata-rata ia akan menghabiskan waktu 8 jam setiap hari. Delapan jam adalah waktu yang sangat panjang dan melelahkan bila kita tidak menikmati pekerjaan, tidak bersemangat, sedih, lesu, dan mengantuk. Seandainya dipaksakan pun hanya akan membuang waktu dan tenaga, karena hasilnya tidak akan maksimal.

Jenuh dan tidak menikmati pekerjaan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Tetapi kita harus pandai menyiasati agar hal tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat produktivitas kita. Ada 7 kiat agar kita dapat menikmati pekerjaan dan mudah mengatasi kejenuhan, untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal.

Langkah pertama sebelum memulai bekerja adalah mencintai pekerjaan kita terlebih dahulu. Bermacam faktor dapat memicu kejenuhan, sehingga kita tidak dapat menikmati pekerjaan. Tetapi bila kita mencintai pekerjaan yang sedang kita tekuni, maka kita akan merasa lebih berarti, karena pada dasarnya setiap orang di dunia ini memiliki peran dan sama-sama penting.

Mencintai pekerjaan juga akan mendorong semangat kita untuk bekerja dengan penuh tangung jawab. Mengutip kata-kata seorang guru etos kerja Indonesia, Jansen Sinamo, “Kerja adalah amanah, Anda harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab.” Bertanggung jawab dalam arti melakukan apa yang terbaik seringkali berdampak nyata terhadap peningkatan kualitas hasil pekerjaan sekaligus semangat kerja kita.

Realitas kehidupan kerja juga tidak lepas dari berbagai macam hambatan, entah dalam bentuk persaingan atau sabotase, kurangnya fasilitas dan modal, tekanan dari atasan dan lain sebagainya. Tak jarang hambatan atau dalam bahasa positif disebut dengan ‘tantangan’ menjadikan kita tidak menikmati pekerjaan. Tetapi jangan pernah sekalipun membiarkan tantangan dalam pekerjaan menghambat kinerja kita.

Langkah yang dapat kita tempuh dalam menghadapi tantangan adalah berpikir positif. Dengan berpikir positif, kita akan melihat tantangan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Pepatah bijak dari Jepang sebagaimana dikutip dalam The Prentice Hall Encyclopedia of World Proverb menyebutkan, “Adversity is the foundation of virtue – Tantangan adalah dasar dari kebaikan. ” Artinya, kita akan dapat menjaga semangat kerja tetap tinggi dan menikmati pekerjaan dengan selalu berpikir positif.

Selain itu, kenikmatan dalam menjalankan pekerjaan di antaranya dipacu oleh kemampuan yang kita miliki. Bila pekerjaan menuntut tingkat kemampuan tertentu, sementara kemampuan kita sendiri terbatas akan sangat mudah memicu suasana kerja yang menjemukan atau tidak menyenangkan. Alangkah baiknya jika kita selalu meningkatkan kemampuan, mengasah keahlian dan mengisi pikiran dengan informasi atau ilmu pengetahuan terbaru.

Langkah tersebut akan berpengaruh terhadap cara kita menyelesaikan pekerjaan, misalnya cara yang kita lebih bervariasi dan kreatif. Cara kerja yang kreatif lebih memastikan kita senang mengerjakan tugas kita. “...even without success, creative persons find joy in a job well done. Learning for its own sake is rewarding... - …meskipun tanpa kesuksesan, orang yang kreatif sangat menikmati pekerjaan yang dapat ia selesaikan dengan baik… Belajar hanya untuk meningkatkan kreatifitas akan selalu bermanfaat,” kata Mihaly Csikszentmihalyi.

Sementara langkah lain yang bisa kita tempuh untuk dapat menikmati pekerjaan adalah memupuk sikap konsisten. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa kehidupan di dunia kerja sarat dengan aneka tantangan. Tetapi bila kita selalu bersikap konsisten terhadap tujuan semula, yaitu menghasilkan pekerjaan terbaik, maka keresahan, kekhawatiran, kebosanan dan segala yang kurang menyenangkan dalam pekerjaan akan tergantikan dengan rasa tenang dan senang. Pada akhirnya sikap konsisten tersebut menjadikan kita lebih maju dalam bidang pekerjaan kita.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan skala prioritas dalam pekerjaan. Kerjakan tugas yang terpenting, dan menyelesaikannya sesuai dengan batas waktu yang sudah kita tentukan sendiri. Patuhilah target deadline atau batas waktu, dan kita patut malu jika melanggarnya. Dengan demikian, kita akan terpacu untuk segera menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa terbebani.

Sementara itu, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita selalu membutuhkan dukungan orang lain. John Ruskin menerangkan, “Every great man is always being helped by everybody, for his gift is to get good out of all things and all persons. – Setiap orang yang hebat selalu didukung oleh orang lain, karena kebaikan yang ia dapatkan bersumber dari bermacam sebab dan dukungan orang lain.” Kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang-orang dalam lingkungan sangat berpengaruh terhadap suasana psikologis kita saat bekerja, terlebih terhadap hasil pekerjaan.

Maka langkah yang harus kita tempuh adalah menciptakan suasana kerja yang komunikatif. Luangkan waktu setidaknya untuk mendengar dan berusaha memahami harapan dan persoalan yang sedang dihadapi oleh orang-orang dalam lingkup pekerjaan kita. Dengan demikian akan tercipta saling pengertian dan jalinan keakraban, yang pada akhirnya melahirkan suasana menyenangkan dalam bekerja.

Mungkin salah satu sebab kita tidak bersemangat kerja, bosan, malas dan lain sebagainya dikarenakan potensi kita kurang diberdayakan atau kurang dihargai. Kalau saja potensi itu digabungkan dengan semangat kerja, pasti hasilnya sangat mengagumkan. Maka langkah yang bisa kita tempuh adalah mencoba saling memotivasi dan menghargai sesama rekan kerja, atasan, bawahan maupun kolega kerja.

Motivasi dan penghargaan tidak saja menciptakan keakraban dalam lingkungan kerja, tetapi juga mengobarkan semangat untuk berpacu dalam prestasi. “Motivation is the fuel, necessary to keep the human engine running. – Motivasi adalah bahan bakar, sangat penting untuk menghela semangat kerja manusia,” kata Zig Ziglar. Dengan saling menghargai dan memotivasi, kita akan senantiasa mendapatkan sumber semangat untuk lebih giat bekerja.

Satu hal yang harus kita pikirkan, waktu akan terus berlari tanpa memandang apakah kita sedang bersemangat kerja, lesu, gembira atau mengantuk. Maka jangan sia-siakan waktu, lakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Tujuh kiat di atas akan membantu kita bekerja dengan lebih baik, karena selalu ada jalan untuk melakukan pekerjaan kita dengan lebih baik. “There is a way to do it better...find it. – Selalu ada jalan untuk bekerja dengan baik…carilah,” kata Thomas Edison.

* Andrew Ho adalah seorang motivator, pengusaha, dan penulis buku best seller.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ucapan Idul Fitri Yang Benar (Sesuai Rasulullah SAW)

Hari kemenangan akan segera tiba. Di Indonesia setiap hari Lebaran (Idul Fitri) tiba semua orang mengucapkan selamat dengan bermacam-macam cara. Ada yang dengan pantun serius, pantun plesetan, ungkapan yang sangat puitis, dll. (Ini “pancingan” dari operator selular agar semua orang kirim SMS sehingga traffic SMS meningkat yang ujung-ujungnya pendapatan mereka juga meningkat atau memang murni ucapan dari seseorang kemudian di forward setelah diedit sedikit, biasanya nama dan keluarga. ucapanya sih sama persis). Nah, bagaimana yang dilakukan Nabi? Hampir semua ucapan yang beredar tidak ada riwayatnya kepada Rasulullah kecuali ucapan: Taqabbalallahu minaa wa minka , yang maknanya, “Semoga Allah SWT menerima amal kami dan amal Anda.” Maksudnya menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan. Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar[Fathul Bari 2/446] : “Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata (yang artinya) : Para sah

INSIDE KA'BAH DAN DETIK TERAKHIR SAKARATUL MAUT RASULULLAH SAW..

Inside Ka'bah Saudaraku seiman, gambar ini (bagian dalam Baitullah) adalah hadiah istimewa bagi kita semua (terutama bagi yang belum pernah masuk atau belum pernah melihat/memiliki gambar seperti ini). Silahkan

WASPADA BAHAYA KEBAKARAN HUTAN !!!

Kebakaran hutan seolah-olah menjadi tradisi. Bagian dari tradisi kegiatan yang mengakibatkan kerusakan hutan. Gimana enggak coba? Hampir setiap tahun sejak abad ke-21 kebakaran hutan selalu terjadi. Baru-baru ini di negara kita, tepatnya di wilayah Tanjungpinang – Kepulauan Riau, beberapa lokasi hutannya kebakaran bro. Sungguh mengerikan. Sampai kapan ya, hutan di dunia ini terhenti dari kebakaran ?? . Untuk kasus kebakaran yang terjadi khususnya di wilayah Tanjungpinang, mengawali Tahun 2010 dalam 1 bulan ini saya hitung sudah sekitar 14 kali terjadi kebakaran di beberapa titik yang sebagian besar adalah lahan / hutan….waduh..cape dehhhhh. Pada musim kering seperti saat ini, risiko kebakaran di kawasan hutan cukup tinggi, mengingat kondisi hutan yang kering mudah terbakar. Panas menyengat yang terjadi dalam 1 bulan terakhir menimbulkan hot spot (titik panas) pada sejumlah wilayah khususnya di Tanjungpinang, dan tentu saja rawan kebakaran hutan. Perlu diingat bahwa dampak terjadinya ke