Skip to main content

INSIDE KA'BAH DAN DETIK TERAKHIR SAKARATUL MAUT RASULULLAH SAW..

Inside Ka'bah

Saudaraku seiman, gambar ini (bagian dalam Baitullah) adalah hadiah istimewa bagi kita semua (terutama bagi yang belum pernah masuk atau belum pernah melihat/memiliki gambar seperti ini).

Silahkan disebarkan ke saudara yg lain.





















Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini... (baca juga Detik - Detik Terakhir Kehidupan Insan Mulia)

AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. "Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.
Posting by

Comments

  1. "Ummatii,ummatii,ummatiii?
    Kalimat tersebut yang membuat saya merenung jauh....saya sungguh terharu.....betapa cintanya Rasulullah SAW kepada kita semua....apakah kita mencintai Rasulullah SAW...marilah kira panjatkan Sholata untuk beliau Allahumma Soli wasalim a'laa sayyidina wamaulana Muhammad. semoga kita semua mendapat syafaat beliau di hari akhir nanti Aminnn

    ReplyDelete
  2. Allah Maha Besar setiap kali saya baca kisah ini air mata saya pastilah menetes. Betapa banyak dosa yang telah saya perbuat tanpa mengingat ajaran dari Nabi MUHAMMAD SAW. Dia yang amat menyayangi kita tapi kita telah banyak melupakan Dirinya.

    ReplyDelete
  3. Allahumma soli'ala muahmmad..
    Subhanaullah aku ingin menangis baca ini..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MERENUNG KEMBALI 1 MUHARRAM 1432 HIJRIYAH

3 M : Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang paling kecil dan Mulailah saat ini juga. Hari ini marilah bersama saya merenungkan kembali akan kejadian-kejadian yg telah lewat, baik itu hal-hal yang baik dan positif juga yang sebaliknya. Usia manusia memang tak ada yang tahu kapan waktunya. Saya jadi teringat semua salah dan dosa, jika saya memikirkan kematian, tapi setelah saya larut lagi dalam kenikmatan duniawi apapun bentuknya saat itu pun saya lupa akan kematian. Astaghfirullah. Setiap Insan, pasti ingin berusaha untuk selalu menjadi lebih baik, untuk selalu terus belajar dan memperbaiki diri dan amalan. Masalahnya Bilakah saat kita akan menjemput ajal, kita sudah siap menghadapinya..? saya semakin larut bermuhasabah. Saya jadi ingat sebuah syair yang tiba-tiba menyelinap dalam benak saya : Wahai Tuhan ku tak pantas ke surga Mu Tapi tak juga aku sanggup ke neraka Mu Ampunilah dosaku Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Terhadap dosa-dosa besar Sekedar meng...

MENGGAPAI KETENANGAN DAN KEDAMAIAN JIWA DALAM HIDUP

Sapa seh yang gak mau menjalani hidup ini dengan tenang dan damai. Kita selalu mengharapkan kenyaman hidup. Hidup tanpa masalah. Semua nya berjalan lancar seperti yang kita harapkan. Setiap hari mendambakan kebahagiaan. Hidup tenang seperti air yang tenang. Akan tetapi, hal seperti yang diatas itu tidak ada. Realita nya adalah hidup adalah masalah. Masalah dalam hidup seperti ombak yang ada di pantai. Selalu menerjang ke daratan. Tidak perlu berkecil hati. Yang harus kita percayai adalah semua masalah dan tekanan hidup pasti masih dalam kemampuan kita. Tuhan pasti tidak akan mencoba hambanya diluar kemampuannya. Semua masalah harus kita usahakan pemecahaannya , tidak boleh menyerah. Wah kayaknya ini dia yang sangat susah di jalankan di kehidupan sehari-hari. Saya sendiri masih selalu untuk belajar mempraktekkannya. Apa yang Anda pikirkan saat melihat seseorang yang selalu tersenyum dan selalu melihat segala sesuatu dengan sisi positif ? Pasti Anda akan bertanya-tanya bagaimana orang ...

Anak Yogya Ciuman di Tempat Umum

Meneruskan posting di PECAS NDAHE tentang anak Yogyakarta yang sudah berani melakukan ciuman di depan umum. Dari koleksi album lama, saya menemukan foto ini. Kejadiannya di dekat Tugu, Jogja, sekitar pertengahan 2004. Fotografernya, kalau tak salah, bernama Oblo. Ah, anak muda Jogja sudah jauh lebih berani dibanding saya dulu .... Berikut ini gambar versi lebih lengkapnya...